Tidak terasa hari ini sudah masuk hari ke 7 dari tahun 2021. Waktu berjalan begitu cepat, hampir tidak ada bedanya dengan tahun sebelumnya. Yang membedakan cuma karena masih ‘baru’, semangat untuk 2021 masih sangat membara. Khususnya 1 dan 2 hari pertama kemarin. Meski tahu keadaan dunia masih belum baik-baik saja, bahkan bisa dikatakan lebih tidak baik karena jumlah angka positif yang terpapar virus terus meningkat ditambah ada varian baru yang dengar-dengar lebih berbahaya dan cepat menyebar, banyak yang tetap berharap untuk keadaan dunia bisa lebih baik. Tahun 2019 rasanya orang-orang hanya berdo’a untuk kehidupan masing-masing, a progress I see.
Tahun 2020 kita terpukul. Banyak rencana yang jauh meleset, beterbangan layaknya kapas. Beberapa tersangkut di pohon yang menjulang, dan beberapa lainnya jatuh ke sungai dan terbawa arus, sudah tidak mungkin diraih. Resolusi dan bingkisan do’a dari 2019 berceceran, pecah. Singkat, padat, dan tidak jelas: cukup menggambarkan bagaimana kehidupan di tahun 2020.
Akhir bulan Desember yang lalu, sambil menunggu kedatangan 2021, rasanya seperti melihat diri sendiri berada di tengah jembatan yang di kedua ujungnya sama-sama samar. Serba salah mungkin tepat untuk menggambarkan seberapa membingungkannya 365 hari sebelumnya. Sampai untuk memikirkan resolusi dan rencana-rencana kecilpun rasanya sulit, atau lebih tepatnya khawatir jikalau hanya akan mengecewakan. Frasa new year, new you seperti sudah tidak ada artinya, khususnya setelah berbagai hal yang terjadi di 2020.
Apa yang telah lalu memang sudah paling pas dibiarkan di masa lalu. Satu tahun berlalu, rasanya kita sudah tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Meskipun masih samar, tapi sudah saatnya menyusun kembali mimpi-mimpi yang sempat tertunda, mengejar yang tertinggal, memperbarui yang terlupa, dan memperbaiki yang terkikis.
Hidup terus berjalan, jarum jam terus berputar.
2020 in a recap.
2020 tentu saja jadi tahun paling berat. Ada banyak sekali yang bisa dikatakan tentang 2020, namun terlalu sulit rasanya menyusun kata-kata yang tepat. Ada banyak sekali yang terjadi. Dan banyak sekali yang seharusnya tidak terjadi. Tanpa harus menuliskannya secara panjang lebar, intinya 2020 penuh dengan perjuangan, percobaan, kegagalan, rasa tidak nyaman. Khawatir dan takut. Sakit hati dan putus asa.
Di sisi lain, 2020 juga mengajarkan banyak hal. 2020 memberi jalan untuk berdamai dengan diri sendiri, lingkungan, dan tentu saja keadaan. 2020 membantu menyadarkan bahwa penting untuk bisa memaafkan segala sesuatu khususnya yang berada di luar kendali. 2020 membantu untuk belajar kembali bagaimana cara berdiri sendiri. 2020 menyingkap satu perspektif yang selama ini tertutup.
As for 2021…
Sudah saatnya menjadi jujur kepada diri sendiri. Sudah saatnya tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan. Sudah saatnya mengatur resolusi yang realistis. Resolusi yang memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan tujuan yang jelas. Bukan yang hanya ikut-ikutan atau apa kata orang. Maka dari itu, here are my simple goals for 2021:
1. Pray more, write more and read more
2. Worry less and have more faith
3. Buy less and save more
4. Live a healthy life
5. Judge less and love more
Tahun baru tidak ada aku yang baru, karena aku cuma ada satu. Aku adalah aku, bukan aku yang baru dan bukan aku yang lama.
Tahun 2020 ibarat cermin, ia sudah melihat kita menangis, frustasi, marah, benci, kecewa, malu, berantakan. Saatnya ia melihat kita bersemangat, penuh tekad dan siap menghadapi 2021 dengan bahagia.
Terima kasih 2020. Selamat datang 2021.
Last year was very difficult for many of us, and the bar going into 2021 is set pretty low, so it can only go up from here. I hope 2021 is better for everyone, yay!
Komentar
Posting Komentar